MAKALAH
“KARANGAN
PERSUASI”
Dosen : Dilla fadillah,M.Pd
Disusun oleh:
Ade Supriyatna (1286206293)
Desy Oktavia (1286206025)
Universitas Muhammadiyah Tangerang
FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pembahasan
1.1
Pengertian Karangan
Karangan adalah karya tulis hasil
dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami.
Dalam menulis karangan, setiap
kalimat yang kita susun bukanlah kalimat yang berdiri sendiri, yang terlepas
dari kalimat lain. Kalimat yang kita susun harus berkaitan dengan kalimat lain,
baik dengan kalimat yang sebelumnya maupun dengan kalimat sesudahnya.
Konkretnya, karangan yang kita susun akan berada dalam rangkaian atau untaian
kalimat. Satuan bagian karangan yang digunakan untuk mengungkapakan sebuah
gagasan dalam bentuk untaian kalimat
disebut paragraf. Jadi, tidaklah keliru jika karangan diartikan sebagai susunan
paragraf-paragraf yang dijadikan satu
1.2 Pengertian Persuasi
Istilah Persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam bahasa ingris. Bentuk
kata kata persuasion diturunkan dari
kata to persuade yang artinya
membujuk atau meyakinkan. Jadi,persuasi dapat diartikan paparan
berdaya-bujuk,berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan
ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan yang disampaikan.
Persuasimenurut Gorys Keraf adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan
seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara (bentuk lisan, misalnya pidato) atau oleh penulis (bentuk tulisan, cetakan,elektronik) pada waktu ini atau pada
waktu yang akan datang.
Menurut kamus
besar bahasa Indonesia yang dikutip dari Wikipedia, persuasi adalah ajakan
kepada seseorang dengan cara memberikan alasan dan prospek baik yang
meyakinkannya.
Jadi dapat diartikan bahwa persuasi adalah ajakan kepada seseorang dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang
meyakinkan sehingga seseorang tersebut membenarkannya
dan bersedia melaksanakan ajakan yang
telah disampaikan.
1.3 Pengertian Karangan Persuasi
Berdasarkan
materi yang diuraikan diatas tentang pengertian karangan dan persuasi.
Pengertian
karangan persuasi dapat diartikan sebagai berikut;
Karangan persuasi adalah suatu bentuk karangan yang
bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan
penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan
pembuktian dengan data dan fakta.
Sedangkan
secara umum pengertian karangan persuasiadalah
karangan yang berisi ajakan. yang bertujuan untuk membujuk pembaca agar mau
melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh penulis. Agar pembaca menjadi
terpengaruh, maka penulis harus melampirkan bukti dan data-data pendukung.
1.4 Ciri-ciri karangan persuasi
1. Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran manusia
dapat diubah.
2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3. Persuasi harus dapat menciptakan
kesepakatan atau penyesuai melalui
kepercayaan
antara penulis dengan pembaca.
4. Persuasi sedapat mungkin
menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan
supayakesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Persuasi memerlukan fakta dan data.
6. Harus ada argumen (alasan dan bukti).
7. Ada unsur imbauan atau ajakan.
8. Tidak ada pertentangan (konflik).
1.5 Alat Pengembangan Karangan Persuasi
Untuk dapat menyusun karangan persuasi yang efktif diperlukan kemampuan
menciptakan persuasi, yaitu kemampuan memanfaatkan alat-alat persuasi sebagai
berikut;
1.
Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi. Sebagai alat, bahasa
sangat luwes dalam menjalankan fungsinya. Artinya, bahasa dapat dipakai oleh
pemakaiannya untuk kepentingan apa saja selama dalam batas-batas fungsinya
sebagai alat komunikasi. Karena pemakaian bahas yang luwes ini kita dapat
menemukan akibatnya dalam masyarakat; terjadi penipuan, kesuksesan,kedengkian,
percekcokan, dan sejenisnya. Kita bias mengaitkan masalah ini dengan kemampuan
seorang “penjual obat”. Obat atau jamu yang dibawanya biasanya disangsikan orang
ketinggian mulutnya. Tetapi mengapa dia bisa berhasil memperdayakan orang lain
untuk membeli obat atau jamunya? Salah satu faktor yang tidak bisa diingkari
adalah karena bahasa yang dipakainya. Dia berhasil memanfaatkan bahas sebagai alat untuk mempengaruhi orang
lain. Jadi, kita dapat mengatakan bawa bahas adalah alat yang cukup primer
dalam mewujudkan paparan persuasi.
2.
Nada
Nada yang dimaksud disini adalah nada pembicaraan.
Nada tersebut berkaitan dengan sikap pengarang dalam menyampaikan gagasannya.
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita dapat menjumpai bermacam-macam nada,
antara lain: nada senang, nada sedih, nada marah, dan nada bersemangat. Sebagai
pengarang, tentunya kita harus menentukan nada karangan persuasi kita. Kita
harus bisa membayangkan respons apa yang ada pada pembaca. Bila mereka merasa
takut, maka nada persuasi kita adalah nada marah dan menakutkan. Demikian
seterusnya, setiap respons dapat dipakai sebagai alat pengukur untuk melihat
nada persuasi kita.
3.
Detail
Yang dimaksud detail adalah uraian terhadap ide
pokok sampai ke bagian yang skecil-kecilnya. Untuk memilih detail pengembangan
persuasi kita perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
a.
Penting tidaknya detail ituuntuk keperluan persuasi dan
pemahaman pembaca;
b.
Jumlah detail yang harus dikumpulkan untuk mendukung
ide pokok ;
c.
Macam detail yang seharusnya diangkat untuk mendukung
ide pokok;
d.
Kapan setiap detail itu dihadirkan;
e.
Ada tidaknya korelasi dan relevansi detail dengan ide
pokok yang sebaiknya diangkat.
Detail yang
baik adalah detail yang esensial dalam mendukung tujuan persuasi. Detail yang
esensial adalah detail yang dapat memenuhi criteria diatas. Dengan detail yang
baik, usaha penalaran dan tujuan persuasi menjadi lebih jelas.
4.
Organisasi
Organisasi ini menyangkut
masalah pengaturan detail dalam sebuah karangan.
Dalam persuasi,
pengaturan detail menggunakan prinsip “mengubah keyakinan dan pandangan”.
Artinya, detai detail itu bagaimanapun pengaturannya harus kita usahakan mampu
mengarahkan keyakinan dan pandangan pembaca. Penataan detail-detail ini ada
beberapa cara, antara lain, cara induktif , cara deduktif, cara kronologi, dan
cara penonjolan.
5.
Kewenangan
Kewenangan tidak
selalu berkaitan dengan kewenangan hukum. Tetapi yang dimaksud disini adalah kewenagan
menyangkut “penerimaan dan
kesadaran” pembaca terhadap pengarang.
Seseorang diyakini pembacanya sebagai orang yang berwenang apabila dia:
(a)
Mempunyai
dasar hukummenduduki jabatan jabatan tertentu.
(b)
Berkecimpung
dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan tertentu, dan
(c)
Mampu
menunjukkan pola pikir yang bermutu.
Apakah
kita mempunyai kewenangan?
Kalau kita
pejabat, maka kita dikatakan memiliki kewenangan hukum. Jika kita sarjana, maka
kita memiliki kewenangan professional.dan jika kita bukan pejaba, bukan(belum)
sarjana tetapi pola piker kita bagus,maka kita memmpunyai kewenangan membuat
persuasi atas dasar kualitas pola pikir kita yang bagus itu.
1.6 Macam-macam karangan persuasi
Berdasarkan
pemakaiannya, karangan
persuasi dibagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Persuasi
politik
2. Persuasi
pendidikan
3. Persuasi
advertensi/Iklan
4. Persuasi
propaganda
1. Persuasi
Politik
Sesuai dengan namanya, persuasi politik
dipakai dalam bidang politik oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang
politik dan kenegaraan. Para ahli politik dan kenegaraan sering menggunakan
pesuasi jenis ini untuk keperluan politik dan negaranya. Kita akan bisa
memahami persuasi politik lebih baik lagi, bila kutipan berikut ini kita kaji
dengan teliti. Naskah persuasi politik berikut ini berkombinasi dengan
eksposisi.
BILA SI MPR HANYA BAGI-BAGI KEKUASAAN RENDRA DAN EEP
SERUKAN PEMBANGKANGAN
Setiap orang indonesia yang sadar
hak-haknya haruslah siap melakukan gerakan pembanggkangan warga negara. Itu
perlu, terutama bila agenda nasional berupa Sidang Istimewa (SI) MPR mendatang
ini akhirnya hanya merupakan forum konstitusional bagi para elit politik untuk
berbagi kesuasaan antar mereka hingga melupakan kepentingan umum masyarakat.
Dramawan W.S. Rendra bersama pengamat
politik Eep Saefullah Fatah disertai sejumlah praktisi ekonomi dan seniman
dengan lantang menyerukan itu dalam sebuah konfrensi pers di Kantor Dewan
Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis(19/7) siang.
Seruan agar masyarakat melakukan
pembanggkangan warga negara ini, kata Eep dan Rendra, diungkap sebagai wujud
keprihatinan mereka sebagai warga negara atas terjadinya arus utama politik dan
ekonomi yang terus menerus menempatkan rakyat sebagai korbannya.
Pembangkangan warga negara diperlukan,
demikian argumen Eep terutama bila proses transisi ke arah demokrasi sudah
menjadi makin elitis dan mengarah pada pembajakan demokrasi oleh kekuatan
maupun pikiran yang berpihak pada otoritarianisme.
Menurut Eep, hal inilah yang kini
membayangi proses transisi yang tengah bergulir di negara ini, terutama jika
menyaksikan si MPR yang kini telah dipersiapkan tak lebih sebagai arena
pertaruhan politik kanak-kanak. Perhelatan mahal ini dibuat demi upaya bisa
melakukan pergantian kekuaasan. “Sementara agenda mendasar yang perlu
dikerjakan bisa membuat rakyat bisa keluar dari krisis ekonomi yang mencekik
dan krisis politik yang memuakkan, justru diabaikan”, jelas Eep.
Lebih menyedihkan lagi,tambahnya,ketika
arus politik dan ekonomi yang telah menempatkan rakyat sebagai korbannya ini
seolah-olah hanya dilawan oleh pembangkangan militer dan polisi. Citra yang
terbangun oleh pemberitaan pers bahkan telah menempatkan parlemen-parlemen
seolah-olah sebagai pahlawan yang ingin melawan arus itu.”Padahal, sesungguhnya
jutru DPR-lah yang telah ikut mengalirkannya,” ujar mahasiswa Ohaio State
University,AS ini.
W.S Rendra menambahkan, gerakan ini
jauh dari sikap anarkis. Gerakan ini ibarat sebuah obat mujarap yang mampu
mengobati kelesuan jiwa agar mampu merebut masa depan yang baik. Karena itu, ia
berpendapat perlu dibangun konsolidasi antar sesama warga negara dan
aturan-aturan main yang demokratis. “Dari perspektif kebudayaan, situasi
sekarang ini menjadi tidak menentu akibat tidak adanya aturan-aturan yang
benar. Apalagi rakyat sering dianggap sebagai massa bukan lagi insan manusia
yang juga warga negara”, jelas tokoh pendiri Bengkel Teater ini berapi-api.
Penggiat seni, Edi Haryono, yang
membaca naskah “Seruan bagi Gerakan Pembangkitan Warga Negara”, menyebutkan,
proses sosial, ekonomi, dan politik sekarang ini berjalan ditengah ketiadaan
aturan main bernegara yang demokratis telah membiarkan tatanan hidup bernegara
dikelola dipolitika dan ekonomi telah membiarkan tatanan hidup bernegara
dikelola di atas aturan main yang compang-camping, tidak utuh dan belum
demokratis.
(Kompas,26 Juli 2001)
2. Persuasi
Pendidikan
Persuasi pendidikan dipakai oleh
orang-orang yang berkecimpung dalam bidang pendidikan dan digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Seorang guru, misalnya, bisa menggunakan
persuasi ini untuk mempengaruhi anak supaya mereka giat berlajar, senang
membaca dan lain-lain. Seorang motivator atau inovator pendidikan bisa
memanfaatkan persuasi pendidikan dengan menampilkan konsep-konsep baru
pendidikan untuk bisa dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan. Dibawah ini contoh persuasi pendidikan.
KERAPIAN BERBAHASA BERKOLERASI DENGAN
KECERMATAN PENALARAN
Keterampilan berbahasa perlu
diposisikan berbanding sejajar dengan kerapian berbahasa. Artinya, kepiawaian
berbahasa seseorang harus didukung bahkan ditentukan oleh kerapian atau
keapikan bahasa yang digunakannya.
“Mengenai hal ini ada pandangan yang
menyebutkan bahwa kerapian berbahasa sangat berkorelasi dengan kecermatan
penalaran,” kata Dr. Hasan Alwi, mantan kepala pusat bahasa, di sela-sela
seminar nasional XI Bahasa dan Sastra indonesia, di Denpasar (Bali) yang
berlangsung 10-12 juli 2001.
Menurut Hasan Alwi, pemakaian bahasa
yang rapi dan dilandasi oleh penalaran yang cermat merupakan syarat mutlak
dalam keterampilan berbahasa. Dua hal ini sekaligus akan sangat membantu
kemudahan dan kelancaran dalam berkomunikasi. Akan tetapi, kenyataan
menunjukkan perpaduan ideal itu masih jauh dari harapan. Hal ini terlihat dari
penggunaan bahasa indonesia-baik tulis maupun lisan- dikalangan masyarakat
indonesia yang masih terkesan sembrono, serta mengabaikan prinsip-prinsip dasar
bahasa indonesia yang baik dan benar. “Jika ditinjau dari segi kerapian bahasa
dan kecermatan bernalar, mutu pemakaian bahasa indonesia yang dihasilkan itu
sering sekali membuat para pakar dan pengamat bahasa berkecil hati”. Kata Hasan
Alwi.
(Kompas, 10 Juli 2001)
3. Persuasi
Advertensi/Iklan
Persuasi iklan dimanfaatkan terutama
dalam dunia usaha untuk memperkenalkan suatu barang atau bentuk jasa tertentu.
Lewat persuasi iklan ini diharapkan pembaca atau pendengar menjadi kenal,
senang, ingin memiliki, berusaha untuk memiliki barang atau memakai jasa yang
ditawarkan. Karena itu,advertensi diberi predikat jalur komunikasi antara
pabrik dan penyalur, pemilik barang dan publik sebagai konsumen. Iklan itu
beraneka ragam, ada yang sangat pendek, ada pula yang panjang.
Persuasi iklan yang baik adalah
persuasi yang mampu dan berhasil merangsang konsumen membeli barang yang ditawarkan.
Sebaliknya, persuasi iklan itu tergolong sebagai persuasi yang kurang baik
apabila tidak berhasil merangsang konsumen untuk membeli barang yang
diiklankan.
Contoh persuasi
iklan:
Arnold Palmer dewasa ini menggebrak
dunia usaha dengan kehebatan yang sama dalam permainan golf. Ia penuh
keyakinan, gigih dan berani dalam mengambil resiko. Namun dengan perhitungan
yang matang.
Palmer melibatkan diri dalam belasan
kegiatan usaha di seluruh dunia, yang membuatnya seringkali terbang untuk
berbagai pertemuan dan mengemudikan sendiri pesawat jet pribadinya.
Satu dari kegiatan-kegiatan yang paling
penting adalah merancang desain dan lanskap padang-padang golf. The Chun Shan
yang menjadi padang golf baru pertama di cina sejak tahun 1930-an adalah salah
satu contoh yang luar biasa. Di samping itu, nama Arnold Palmer pada pakaian
golf, golf clubs, jasa carter angkutan udara, pembangunan real
estate, dan banyak lagi.
Di balik senyum yang telah menjadi
tokoh televisi. Palmer merupakan seorang pengusaha sukses yang selalu
memberikan perhatian sampai ke detail.
Palmer tetap merupakan nama yang
diperhitungkan di padang golf yang mampu mempesona penonton maupun pemain
handal yang dihadapinya.
Menjaga ketetapan waktu jelas merupakan
tugas yang amat penting. Ia mempercayakan pada jam tangan emas Rolex Oyster
Day-date.”Bagi saya golf sudah merupakan bagian dari jiwa. Perasaan yang sama
kuatnya juga saya alami dengan Rolex, Rolex menjalankan tugasnya dengan
sempurna!”
Suatu pujian yang berharga dari orang
yang sangat menghargai ketepatan waktu.
(Intisari)
4. Persuasi
Propaganda
Objek yang disampaikan dalam persuasi
propaganda adalah informasi. Tentunya tujuan persuasi tidak hanya berhenti pada
penyebaran informasi saja. Lebih dari itu, dengan informasi diharapkan pembaca
atau pendengar mau dan sadar untuk berbuat sesuatu.
Persuasi propaganda sering dipakai
dalam kegiatan kampanye. Isi kampanye biasanya berupa informasi dan ajaka.
Tujuan akhir dari kampanye adalah agar pembaca atau pendengar menuruti isi
ajakan kampanye tersebut. Pembuatan informasi tentang seseorang yang mengidap
penyakit jantung yang disertai dengan ajakan pengumpulan dana untuk
pengobatannya, atau selebaran yang berisi informasi tentang situasi tertentu
yang disertai ajakan berbuat sesuatu adalah contoh persuasi propaganda.
Perilaku menyampah
Di kota-kota besar, setiap orang
mencari kemudahan dalam hidup. Kebiasaan makan, misalnya, di kota besar,
restoran fast food cenderung menggunakan kemasan yang terbuat dari
plastik atau stirofoam yang sekali pakai langsung buang. Kemasan kue
dahulu menggunakan daun pisang yang bisa membusuk, sekarang cenderung
menggunakan plastik. Semua itu kebiasaan impor yang bukan budaya indonesia.
Budaya indonesia menggunakan kemasan daun pisang atau daun jati.
Sebenarnya volume sampah bisa dikurangi drastis bukan
hanya dengan menangani sampah plastik dengan sebaik-baikna atau dengan daur
ulang tetapi bagaimana menghindari seminim mungkin perilaku menyampah. Hanya
kekuatan konsumen yang bisa menekan produsen mengurangi bahan-bahan yang makin
menambah volume sampah.
Semaksimal mungkin semua orang harus mengurangi
penggunaan kemasan-kemasan yang kemudian akan menjadi sampah yang tidak bisa
hancur. Misalnya, menghindari membeli makanan dan minuman yang menggunakan
kemasan plastik, stirofoam, atau kalaupun terpaksa membeli,ambil saja
makanannya, kemasannya dikembalikan lagi kepada penjualnya. Rasanya tidak
menggunakan kemasan plastik tidak akan mengurangi kenyamanan hidup ini.
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Karangan persuasi merupakan karangan yang
berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang
meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia melaksanakan ajakan
hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat banyak.
Cirri- cirri karangan persuasi:
1.Persuasi bertolak dari pendirian bahwa pikiran
manusia dapat diubah.
2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3. Persuasi harus dapat menciptakan
kesepakatan atau penyesuai melalui
kepercayaan
antara penulis dengan pembaca.
4. Persuasi sedapat mungkin
menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang dan
supayakesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Persuasi memerlukan fakta dan data.
6. Harus ada argumen (alasan dan bukti).
7. Ada unsur imbauan atau ajakan.
8. Tidak ada pertentangan (konflik)
Karangan persuasi dibagi menjadi empat
macam, yaitu :
1. Persuasi
politik
2. Persuasi pendidikan
3. Persuasi advertensi
4. Persuasi
propaganda
Selain itu, untuk dapat menyusun karangan persuasi
yang baik dan efektif diperlukan kemampuan untuk menciptakan persuasi, yaitu
kemampuan memanfaatkan alat-alat persuasi yang berupa:
1. Bahasa
2. Nada
3. Detail
4. Organisasi
5. Kewenangan
DAFTAR
PUSTAKA
Kosasih,E.2008.Cerdas Berbahasa Indonesia.Jakarta.Erlangga.
Suparno
dan Yunus,mohammad.2011.Keterampilan
Dasar Menulis.Jakarta: Universitas Terbuka.
Yandianto.2003.
Kamus umum Bahasa Indonesia.Bandung:M2S.
1 Oktober 2012, pukul 19.00 WIB
1 Oktober 2012, pukul 19.00 WIB
1
Oktober 2012, pukul 19.00 WIB
http://warehouse.blogspot.com
3 Oktober 2012, pukul 21.00 WIB
3 Oktober 2012, pukul 21.00 WIB
www.wikepedia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar